JAKARTA – Para pelaku usaha industri alas kaki di Jawa Timur yang tergabung dalam Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jawa Timur antusias menyambut tax amnesty.

Selain mengikuti sosialisasi dari Kanwil DJP Jatim II, para pengusaha mendalami teknis amnesti pajak dengan konsultan pajak. Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jawa Timur Winyoto Gunawan menyatakan, pihaknya telah beberapa kali mengadakan diskusi.

Pada 9 September, diskusi teknis amnesti pajak dengan konsultan pajak akan dilakukan lagi. ’’Pengusaha cukup antusias mengikuti program ini dan optimistis terhadap keberhasilan program ini,’’ katanya kemarin (5/9).

Winyoto mengakui, belum ada anggota Aprisindo yang mengikuti program amnesti pajak.

Alasannya, para pengusaha masih membutuhkan pendalaman teknis sebelum melaporkan surat pernyataan harta ke kantor pajak. ’’Rata-rata pengusaha di tahap pertama ini masih persiapan,’’ ujarnya.

Salah satu kendala bagi industri kecil dan menengah dalam mengikuti amnesti pajak adalah minimnya pemahaman tentang pajak maupun belum memiliki NPWP.

Hingga Agustus lalu, pasar domestik industri alas kaki di Jatim masih lesu dengan penurunan omzet 20 persen.

Pasar ekspor pun mengekor dengan penurunan 10–15 persen. Ekspor industri alas kaki Jatim lesu lantaran pembeli beralih ke eksporter di negara lain, terutama Kamboja, Bangladesh, dan Vietnam.

Menurunnya permintaan disebabkan adanya pajak impor 4,9 persen untuk sepatu kulit dan sepatu jenis lain 7–8 persen demi bisa masuk ke pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Sebaliknya, pungutan impor tidak dibebankan kepada negara-negara dunia ketiga seperti Kamboja, Bangladesh, dan Vietnam. ’’Karena itu, kami berharap pemerintah mengubah penghitungan PPN berjenjang di industri alas kaki menjadi final,’’ tandas Winyoto. (vir/c14/noe/jos/jpnn)



from JPNN.COM http://ift.tt/2bVQ1cm

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top
.:tutup:.