NEW YORK – Kegigihan Nadia Murad Basee Taha memperjuangkan hak kaum hawa korban perdagangan manusia menuai apresiasi positif PBB.

Jumat waktu setempat (16/9), organisasi terbesar dunia itu mendaulat perempuan 23 tahun tersebut sebagai duta kehormatan (goodwill ambassador) untuk penyintas kejahatan perdagangan manusia.

’’Penobatannya (sebagai duta kehormatan) menandai kali pertama PBB memberikan penghargaan kepada para penyintas kejahatan atas penderitaan mereka,’’ terang PBB dalam pernyataan tertulis kemarin (17/9).

Bersama PBB, nantinya, Nadia mengampanyekan program penghentian perdagangan manusia. Dia juga akan mewakili para korban perdagangan manusia dalam menuntut keadilan. 

Sebagai salah seorang korban perdagangan manusia, Nadia mengaku bersyukur karena masa kelam itu sudah berlalu.

Kini, dia bertugas membuka mata dan hati dunia untuk lebih peduli terhadap para korban perdagangan manusia yang sebagian besar adalah para pengungsi dan etnis minoritas.

Khususnya, perempuan. Dia berharap praktik keji yang terus dilestarikan ISIS itu bisa segera berakhir.

’’Mungkin saya adalah salah satu yang beruntung. Sebab, saya bisa melarikan diri dari cengkeraman mereka (ISIS) saat ribuan lainnya masih terperangkap di sana,’’ papar Nadia dalam acara resmi yang dihelat di markas besar PBB di Kota New York,  Amerika Serikat (AS), tersebut.

Dia lantas menyerukan pembebasan sekitar 3.200 perempuan dan gadis Yazidi yang saat ini masih menjadi budak seks ISIS. 

Kenangan Nadia kembali ke 2014, tahun yang tak terlupakan baginya. Pada tahun itulah kehidupannya berubah.

Bersama banyak suku Yazidi lainnya, dia menjadi korban kebiadaban militan Negara Islam alias Islamic State (ISIS).

’’Saya menjadi pemuas nafsu mereka. Dan, saya tidak sendirian,’’ tegas gadis Iraq tersebut.

Dari Kocho –desa kecil di dekat Kota Sinjar, Provinsi Nineveh–, dia dibawa ke sarang ISIS di Provinsi Mosul. Di Mosul, dunia Nadia hancur.

Tidak hanya merenggut enam saudara laki-lakinya dari dirinya, ISIS juga merenggut keperawanannya secara paksa.

Dia diperkosa beramai-ramai. Dia juga diperkosa bergantian.

Dia lantas diperjualbelikan di kalangan internal ISIS untuk melayani berahi mereka.

Nadia pun berpindah dari satu majikan ke majikan yang lain. Pendeknya, dia menjadi budak seks anggota kelompok radikal tersebut. 

Tak mau terus-menerus dihampiri mimpi buruk tentang masa lalu sebagai budak seks ISIS, Nadia pun menuntut keadilan.

Melalui Akmal Clooney, dia minta ISIS dan para pelaku kejahatan perdagangan manusia diseret ke meja hijau. Nadia ingin mereka dihukum.

’’Saya khawatir jika suatu saat nanti ISIS kalah maka militan dan teroris ISIS akan mencukur janggut mereka dan kembali ke masyarakat begitu saja,’’ katanya. (AFP/BBC/hep/c17any)



from JPNN.COM http://ift.tt/2cIPKIT

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top
.:tutup:.