JAKARTA – Indeks harga saham gabungan terpangkas 0,27 persen menjadi 5.267 pada perdagangan akhir pekan lalu.

Efeknya, nilai kapitalisasi pasar ikut terkoreksi 0,24 persen ke posisi Rp 5.669,93 triliun. Investor asing mencatat jual bersih Rp 1,88 miliar.

Eksodus pemodal asing itu dinilai akibat rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan dalam ajang forum open market commite (FOMC) 21-22 September mendatang.

Kalau The Fed menyesuaikan suku bunga acuan, pelaku pasar manca akan menarik dana untuk diinvestasikan di negeri Paman Sam itu.

Pemicunya, imbal hasil lebih menarik sebagai jujukannya. Namun, tidak sedikit analis memprediksi sebaliknya.

Penyesuaian suku bunga The Fed jauh-jauh hari telah masuk dalam kalkulasi investor.

Artinya, investor telah memasukkan skenario kenaikan suku bunga itu dalam portofolio investasi.

Jadi, efek kenaikan suku bunga tersebut tidak terlalu berpengaruh pada pasar dan Indeks.

Justru, analis menilai capital inflow akan kembali semarak. Itu akan menjadi salah satu penunjang kenaikan Indeks.

Di mana, saat ini masih berada dalam kondisi technical rebound lanjutan dengan potensi kenaikan masih terlihat akan berlanjut untuk menjebol resistance 5.336. Posisi atas itu akan digapai dengan catatan level support bertahan pada 5.188.

Di samping itu, stabilitas kondisi perekonomian domestik masih akan turut menjaga pola pergerakan Indeks.

Di mana, saat ini indeks tengah bergerak membentuk pola uptrend jangka pendek. Sejumlah saham akan membantu Indeks menguat.

Antara lain Wika Beton (WTON), Bank Negara Indonesia (BBNI), Jasa Marga (JSMR), XL Axiata (EXCL), Unilever (UNVR), Gudang Garam (GGRM), Wijaya Karya (WIKA) dan Adhi Karya (ADHI).

”Hari ini Indeks berpotensi menguat,” tegas analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya.

Meski pekan lalu Indeks berdarah-darah, jumlah investor saham menembus angka 500 ribu.

Tepatnya 500.037 single investor identification (SID). Investor ritel bertransaksi di pasar modal mencapai 487.713 SID.

Jumlah investor institusi mencapai 12.324 SID. Itu kemudian memperkuat rata-rata nilai transaksi harian meningkat 16,29 persen menjadi Rp 8,14 triliun.

Lonjakan juga diikuti peningkatan rata-rata volume transaksi harian sebesar 0,42 persen menjadi 7,21 miliar unit saham dari 7,18 miliar unit saham.

Rata rata frekuensi harian transaksi perdagangan saham naik 4,25 persen menjadi 260,16 ribu kali transaksi dari 249,56 ribu kali transaksi di pekan sebelumnya.

 ”Ini berkat sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas sebagai calon investor,” tutur Kepala Komunikasi Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono. (far/jos/jpnn)



from JPNN.COM http://ift.tt/2cULEht

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top
.:tutup:.