JPNN.com GRESIK - Kepala Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo, dr Agus Harianto mengatakan kondisi kesehatan bayi kembar siam dengan kepala dua terus menurun.

Keadaan kesehatannya bayi yang dilahirkan Sri Wahyuni, 33, warga Jalan Kapten Darmo Sugondo, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur terus menurun hingga meninggal dunia.

Menurut dr Agus, Banyak lendir dari bayi tersebut saturasi oksigen terus mengalami penurunan secara perlahan.

Kondisi itu terjadi 45 menit sebelum menghembuskan nafas terakhir.

“Turun dari 56 sampai 80 persen. Kemudian turun lagi hingga 50 persen. Detak
jantungnya pun hanya berkisar antara 50 sampai 60 kali setiap menitnya. Itu kondisi yang sangat buruk,” imbuhnya.

Dr Agus Harianto menyatakan, kondisi bayi parapagus yang meninggal dunia dalam waktu singkat memang hal yang biasa.

Hal tersebut juga sudah dikatakan berulang kali kepada awak media. Dia menilai, usia bayi parapagus bisa lebih dari satu bulan itu sudah suatu keajaiban.

“Jantung dan paru-parunya jelas akan mengalami gangguan yang hebat. Dan itu juga yang membuat bayi akhirnya meninggal dunia,” pungkasnya.

Seperti diketahui, bayi kembar siam yang berusia sekitar 10 hari itu lahir dari pasangan Wahyudin, 32, dan Sri Wahyuni, 33. Keduanya sempat mendapat perhatian berbagai pihak, termasuk Kapolres Gresik, AKBP Adex Yudiswan dan Wabup Gresik, Moh Qosim.

Sayangnya, dua warga pendatang ini tak bisa ditemui dan dihubungi saat bayi mereka meninggal dunia. (bro/rof)



from JPNN.COM http://ift.tt/2b4PFCn

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top
.:tutup:.