HAWAI - Ada fakta menarik saat pelaksanaan Latihan Bersama (Latma) Multilateral The Rim of Pacific (Rimpac) 2016 di Hawai, Amerika Serikat (AS).

Pasukan Marinir Indonesia (TNI AL) yang ikut dalam latihan tersebut menggunakan senjata buatan Indonesia. Yaitu Senapan Serbu jenis SS1 V1 buatan PT Pindad.

Menurut siaran pers Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman, Senjata SS1 ini mampu menembus rompi anti peluru dan helm standar tempur USMC atau Marinirnya Amerika. Dan ini tentunya melampaui kemampuan senjata jenis Steyr dan M4 yang dipakai mereka.

Bahkan armour plate atau baja penahan laju peluru pada rompi yang dapat ditembus oleh senjata Indonesia memiliki ketebalan hingga 1,75 cm oleh peluru kaliber 5,56 cm Pindad.

Sedangkan Steyr dan MP hanya menyebabkan penyok. Latihan yang diselenggarakan dua tahun sekali oleh Angkatan Laut Amerika ini merupakan latihan multilateral terbesar di dunia.

Diberitakan sebelumnya, di sela-sela padatnya pelaksanaan Latihan Bersama (Latma) Multilateral The Rim of Pacific (Rimpac) 2016, Letkol Laut (P) Tunggul selaku Komandan KRI Diponegoro (DPN)-365 menyempatkan untuk menemui dan sekaligus memberikan pengarahan kepada 45 personel Marinir TNI Angkatan Laut.

Pengarahan kepada personel TNI AL yang dikomandani oleh Mayor (Mar) Indra Fauzi Umar ini berlangsung di Kaneohe, Hawai, Amerika Serikat, Sabtu (9/7) lalu.

Dalam pengarahannya, Letkol Laut (P) Tunggul menekankan kepada pasukan Marinir Indonesia diharapkan bisa memberikan yang terbaik dan harus lebih baik dari tahun sebelumnya.

Ia juga mengingatkan pasukannya agar mematuhi batasan dan larangan yang ada di tempat latihan.

“Jaga kesehatan dan keselamatan juga harus diutamakan, karena apabila kita terlalu semangat tapi tidak berhati-hati dalam latihan, maka akan menyebabkan kelalaian yang bisa menimbulkan kerugian personel maupun materiil,” katanya seperti dilansir dalam siaran pers Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman.

Dalam Latma Multilateral Rimpac 2016 juga diikuti oleh 100 prajurit KRI Diponegoro-365  beserta 45 pasukan Marinir.

Dalam keikutsertaannya Mayor (Mar) Indra Fauzi Umar bersama anggota Marinir lainnya telah melaksanakan program zeroing senjata yang merupakan program tambahan yang dilaksanakan sebelum latihan sebenarnya digelar.

"Zeroing dilakukan untuk membedah setting dan perkenalan senjata yang dipakai oleh anggota," ujar Dansatgas Marinir Indonesia.(fri/jpnn)



from JPNN.COM http://ift.tt/29IWIi9

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top
.:tutup:.